Jumat, 11 Desember 2009

Strategi Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi

BAB I


PENDAHULUAN



     Geografi dan Kependudukan



Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri pulau-pulau besar dan kecil, diantara pulau-pulau yang besar itu adalah sumatera, jawa, kalimantan, sulawesi dan irian jaya. Kalimantan Timur merupakan propinsi terluas di Indonesia, dengan luas wilayah kurang lebih 245.237,80 Km2 atau sekitar satu setengah kali Pulau Jawa dan Madura atau 11 % dari total luas wilayah Indonesia. Propinsi ini berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu Negara Bagian Sabah dan Serawak, Malaysia Timur.

Berdasarkan wilayah pemerintahan, propinsi ini dibagi menjadi empat pemerintahan Kota, dan sembilan pemerintahan Kabupaten serta 122 Kecamatan, 1.347 Desa dan 191 kelurahan. Penduduk Kalimantan Timur pada tahun 2004 berjumlah 2.750.369 jiwa pada tahun 2005 penduduk Kaltim diprediksikan berjumlah 2,8 juta jiwa. Dibandingkan dengan luas wilayah, kepadatan penduduk Propinsi Kalimantan Timur relatif rendah, yaitu rata-rata sekitar 11,22 jiwa per Km2.



Jumlah penduduk ini setiap tahunnya mengalami peningkatan dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 2,77% sejak tahun 2000-2005




Dikaitkan dengan kondisi kependudukan di daerah ini terdapat permasalahan mendasar yaitu, distribusi penduduk yang tidak merata dimana proporsi penduduk yang tinggal di daerah Perkotaan/Pesisir sebesar 53,35% dan yang tinggal di daerah Pedalaman sebesar 46,65%.




Data tahun 2004 di Propinsi Kaltim menunjukkan bahwa penduduk usia kerja (usia 15 tahun ke atas) mencapai 1.923.749 orang, dimana angkatan kerja berjumlah 1.245.466 orang dan yang mencari pekerjaan sebanyak 31.962 orang. Sedangkan yang belum mendapat pekerjaan atau pengangguran terbuka sebanyak 86.608 orang atau sebanyak 7,22 persen




Pertumbuhan penduduk di daerah ini tidak saja berasal dari pertumbuhan penduduk alamiah tetapi berhubungan erat pula dengan migrasi. Dari hasil Sensus Penduduk 2000 terdapat empat propinsi yang menjadi pemasok utama migrasi ke Propinsi Kalimantan Timur yaitu dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan dan Jawa Tengah dengan alasan utama adalah mencari pekerjaan.




Jumlah penduduk miskin di Kaltim dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pada tahun 2000 berjumlah 393.600 jiwa (16,32 %). Pada tahun 2004 jumlahnya menurun sebanyak 318.200 jiwa (11,57 %).




      Struktur Ekonomi



Daerah ini memiliki sumber daya alam yang melimpah, baik berupa pertambangan seperti emas, batubara, minyak dan gas bumi, juga hasil-hasil hutan yang pada umumnya belum dimanfaatkan secara optimal.




Selama periode 2001-2003, pertumbuhan ekonomi Kalimantan Timur terus bergerak ke arah ke positif. Laju pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 mencapai 5,05 persen dengan migas dan 7,45 persen tanpa migas. Pada tahun 2002 dengan migas 4,59 persen dan tanpa migas sebesar 7,29 persen. Namun pada tahun 2003laju pertumbuhan ekonomi agak melamban hanya mencapai 2,58 persen dengan migas dan 4,74 persen tanpa migas.




Berbagai permasalahan umum yang masih dihadapi oleh daerah ini yang memerlukan percepatan penanggulangan , antara lain:



<!--[if !supportLists]-->a.       <!--[endif]-->Rendahnya kualitas Sumber daya manusia yang antara lain disebabkan oleh rendahnya derajat kesehatan dan pendidikan di Kalimantan Timur.


<!--[if !supportLists]-->b.       <!--[endif]-->Terbatasnya pelayanan infrastruktur yang diakibatkan oleh terbatasnya infrastruktur jalan, sarana dan prasarana perhubungan darat, laut, dan udara, sarana dan prasarana pemukiman.


<!--[if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Besarnya peluang pengembangan pertanian dalam arti luas dalam basis ekonomi dan pengelolaan sumber daya alam yang terbaharui.


<!--[if !supportLists]-->d.       <!--[endif]-->Kerusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh penebangan hutan yang tidak terkendali, kegiatan pertambangan dan industri yang kurang memperhatikan dampak lingkungan, kesadaran masyarakat yang kurang terhadap kelestarian lingkungan, dan lemahnya penegakkan hukum terhadap penyebab pencemaran kerusakan lingkungan.


      Rendahnya daya saing daerah yang diakibatkan oleh rendahnya kualitas sumber daya manusia, penguasaan dan pemanfaatan iptek, sedikitnya produk-produk unggulan daerah yang kompetitif, tidak konsistenya perencanaan dan pelaksanaan pembangunan serta rendahnya jiwa kewirausahaan daerah, dan lemahnya jaringan pemasaran.


      Pembangunan daerah perbatasan dengan Malaysia yang belum memadai menimbulkan kerawanan-kerawanan dibidang ekonomi, keamanan, dan kedaulatan negara oleh karena terdapat perbedaan yang menyolok dengan daerah perbatasan wilayah negara Malaysia. Demikian pula pembangunan daerah pedalaman yang relatif tertinggal dibandingkan daerah pesisir menimbulkan kesenjangan antar wilayah.


     Disetujuinya Kalimantan Timur sebagai penyelenggara PON XVII tahun 2008 menimbulkan konsekwensi untuk mempersiapkan sarana dan prasarana olah raga dan infrastruktur lainnya yang diperlukan.



          Pembagian Wilayah Kalimantan timur



No


Kabupaten/Kota


Jumlah (buah)


Kecamatan


Kelurahan


Desa


1


Samarinda


6


42


-


2


Balikpapan


5


27


-


3


Bontang


3


15


-


4


Tarakan


4


20


-


5


Kutai Kartanegara


18


-


218


6


Kutai Barat


21


-


223


7


Kutai Timur


11


-


136


8


Berau


11


-


102


9


Bulungan


13


-


93


10


Nunukan


7


-


218


11


Malinau


9


-


97


12


Pasir


10


-


116


13


Panajam Paser Utara


4


-


46


Total


122


-


1347



Sumber : PDP3D 2005 Bappeda Kaltim



www. Indonesia.go.id



     Pencanangan Wajib Belajar 12 Tahun Provinsi Kalimantan Timur



Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo di Balikpapan, Selasa (24/3) pagi, mencanangkan Wajib Belajar 12 tahun bagi 13 kabupaten kota se-Kalimantan Timur (Kaltim). Bertempat di DOM Balikpapan, Mendiknas Bambang Sudibyo juga menyaksikan penandatanganan MoU dari keempat belas kabupaten kota Kaltim dan pemerintah Kaltim untuk menangani dan meningkatkan pendidikan di Kaltim.



Setiap kabupaten kota akan membangun satu sekolah unggulan, yang akan dibiayai melalui Mendiknas, dan Provinsi Kaltim. Penandatanganan MoU antara Pemerintah Provinsi Kaltim dengan seluruh kabupaten kota, dilakukan langsung Gubernur Awang Farouk Ishak, dengan wali kota dan bupati se-Kaltim, bersama ketua-ketua DPRD provinsi, kabupaten, dan kota, disaksikan Mendiknas. Selain itu, Gubernur Kaltim juga mencanangkan insentif Rp 1 juta per bulan bagi guru-guru se-Kaltim. Insentif tersebut dianggarkan melalui APBD pemerintah provinsi, dibantu pemerintah kabupaten kota, selain kewajiban bantuan yayasan dari masing masing sekolah swasta pada guru-guru swasa. Selain penandatanganan MoU pada peningkatan sumber daya manusia Kaltim di bidang pendidikan



Sumber: Forumkabnunukan.blogspot.com




BAB II


PEMBAHASAN



     Latar Belakang dan rumusan Masalah



Teorinya, teknologi yang berkembang saat ini memudahkan kita untuk menyelesaikan masalah pemertaaan pendidikan di Kalimantan Timur. Tetapi kenyataannya masalah pemerataan pendidikan di Kalimantan Timur belum juga teratasi. Masih banyak peserta didik yang ada di daerah pedalaman yang masih tertinggal pendidikannya dibanding dengan daerah perkotaan. Salah satu alasan terhambatnya pemerataan pendidikan di Kalimantan Timur adalah tidak meratanya saran dan prasarana yang digunakan sebagai media pembelajaran. Teknologi yang berkembang belum sepenuhnya merata disalurkan ke seluruh pelosok Kalimantan Timur. Misalnya masih terbatasnya komputer yang berjaringan internet di pelosok-pelosok atau daerah pedalaman lain. Dengan keterbatasan pemerataan teknologi itulah pemertaan pendidikan masih menjadi masalah yang serius.



Permasalahan dan rumusan masalah dari kondisi riil diatas maka permasalahan yang akan diangkat adalah Bagaimanakah Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Untuk Meningkatkan Akses Pendidikan (Wajib Belajar 12 Tahun) Provinsi Kalimantan Timur.



     Strategi Pemanfaatan Teknologi Komunikasi Dan Informasi Untuk Meningkatkan Akses Pendidikan (Wajib Belajar 12 Tahun) Provinsi Kalimantan Timur



Dalam rangka mendukung program wajib belajar 12 tahun di wilayah Kalimantan Timur, diperlukan Teknologi Komunikasi dan Informasi (TIK) sebagai alat bantu untuk meningkatkan akses pendidikan. Beberapa TIK yang berkembang saat ini antara lain radio dengan program siaran rasio pendidikan, televisi melalui program TV Edukasi (TV E), komputer dengan jaringan internet yang kemudian digunakan sebagai pembelajaran berbasis e-learning, dan teknologi multimedia lain. Semua teknologi itu jika digunakan pada seluruh pelosok kalimantan timur dapat membantu dan menunjang dalam usaha mensukseskan wajib belajar 12 tahun di wilayah Kalimantan Timur.



Tetapi kenyataannya, sumber daya daerah yang tidak sama, membuat perbedaan kemampuan daerah dalam memenuhi perkembangan teknologi yang maju sangat pesat. Tidak dipungkiri masih banyak daerah yang tertinggal untuk masalah teknologi. Seharusnya teknologi bukan untuk membebani suatu daerah tetapi untuk mempermudah daerah tersebut.



Di bawah ini adalah teknologi yang cocok digunakan dalam usaha meningkatkan akses pendidikan (wajib Belajar 12 Tahun) di wilayah Kalimantan Timur:



     Radio


Radio merupakan salah satu teknologi yang dapat dikatakan cocok digunakan dalam pendidikan terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau. Jaringan radio hampir dapat dijangkau oleh seluruh wilayah Kalimantan Timur, termasuk daerah terpencil. Radio melalui siaran radio pendidikan yang disiarkan atas kerjasama Dinas Pendidikan dan Pustekom memberikan kemudahan dalam penyebaran informasi yang terkait dengan peningkatan mutu pendidikan. Pada masanya, radio merupakan teknologi yang cukup efektif untkpenyelenggaraan pendidikan terbuka dan jarak jauh. Tetapi siaran radio pendidikan saat ini kurang diminati oleh masyrakat karena dianggap kurang menarik dan terkesan monoton.


<!--[if !supportLists]-->b.       <!--[endif]-->Televisi
Menurut Skomis (dalam Anwas, 1999) dibandingkan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku, dan lain sebagainya), televisi tampaknya mempunyai sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan dari media dengar dan gambar hidup (enterteinment), pendidikan (educatif), atau bahkan gabungan unsur-unsur tersebut. Skomis (dalam Anwas, 1999) lebih lanjut menegaskan bahwa sebagai inforamsi, televisi emiliki kekuatan yang ampuh (powerful) dalam menyampaiakn pesan. Karena media ini menghadirkan pengalama seolah-olah dialami sendiri dengan jangkauan luas (broadcast) dalam waktu bersamaan. Penyampain isi pesan seolah-olah langsung antar komunikator dan komunikan. Pesan-pesan edukatif baik dalam aspek kognitif, afektf dannn psikomotorik bisa dikemas dalam bentuk program televisi. Selain itu jaringan televisi juga dapat dijangkau oleh sebgain besar wilayah di Kalimantan Timur termasuk daerah yang terpencil. Dengan menggunakan tekniologi televisi , program wajib belajar 12 tahun di wilayah Kalimantan Timur jauh menjadi lebih mudah tercapai apabila dikemas dengan tayangan yang menarik tetapi edukatif.



<!--[if !supportLists]-->c.       <!--[endif]-->Multimedia interaktif


Multimedia menurut Purmanto (2005:151) dapat disebutkan sebagai kombinasi dari berbagai media yang terdiri dari teks, grafis, gambar diam, animasi, suara, dan video. Teknologi yang mendukung multimedia antara lain adalah komputer, CD-player, TV, VCD-player , radio dll. Multimedia interaktif ini memberikan kemudahan penyebaran informasi yang diharapkan membuat pendidikan menjadi merata. Teknologi yang digunakan untuk multimedia interaktif saat ini semakin berkembang.


<!--[if !supportLists]-->d.       <!--[endif]-->Komputer dan jaringan internet


Komputer adalah alat bantu yang luar biasa dapat menyimpan data dan memproses data. Disini komputer dengan jaringan internetnya menyebarluaskan data informasi yang tersimpan dalam komputer.




BAB III
PENUTUP





Teknologi yang cocok digunakan dalam usaha meningkatkan akses penuntasan pendikan Wajar 12 di provinsi Kalimantan Timur :


Komputer dan jaringan internet


Komunikasi dan Informasi (TIK) sangat berperan dalam akses pendidikan (wajar 12 Tahun) di wilayah provinsi Kalimantan Timur



Harus dicari Teknologi Komunikasi dan Informasi yang cocok dengan sumber daya daerah sehingga teknologi tidak menjadi halangan dalam proses pembelajaran.


Teknologi Komunikasi dan Informasi harus terus dikembangkan pemanfatannya dalam dunia pendidikan sejalan dengan teknologi yang selalu maju pesat.




DAFTAR PUSTAKA






Anwas, Oos.1999. Antara Televisi, Anak, dan Keluarga (Sebuah Analisis). Jakarta : Pustekkom



Miarso, Yusufhadi. 2004. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan . Jakarta : Kencana



Purwanto. 2005. Jejak Langkah Perkembangan Teknologi Pendidikan di Indonesia. Jakarta :Pustekkom



Setijadi.2005. Buku Pedoman Pendikan Jarak Jauh. Jakarta : Universiitas Terbuka UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003



www. Indonesia.go.id




Tidak ada komentar:

Posting Komentar